Rabu, Januari 14, 2009

ABSTRAKSI TESIS

Abstraksi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan bimbingan agama di Lapas Kelas IIA Wanita Tangerang, dan signifikansi pengaruhnya terhadap kematangan emosi narapidana, selanjutnya ingin mengetahui besar pengaruh yang diberikan. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemahaman dan pelaksanaan bimbingan agama yang diberikan dan perbedaan kematangan emosi antar kelompok narapidana yang terpilih sebagai responden.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya; pada tesis Hannibal, fakultas Psikologi UI (2007) berjudul “Rancangan Program Dzikir untuk meningkatkan penerimaan diri narapidana pada Lapas Kelas IIA Pemuda Cipinang”, fokus utama yang dilihat pada napi adalah penerimaan dirinya, sementara variabel independennya bukanlah bimbingan agama dari Lapas melainkan metode dzikir Tariqah Naqsyabandiyah yang memang khusus dirancang untuk dipaktekkan oleh para napi. Pada tesis Sahat F. Aritonang, kajian ilmu strategik ketahanan nasional UI (2003) berjudul “Sistem Pemasyarakatan dan Pola Pembinaan Mental Narapidana Kriminal Dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pemuda Cipinang”, objek yang dikaji pada napi adalah kondisi mentalnya dan variabel yang mempengaruhi adalah program pembinaan napi dari segala aspek.

Tesis Patta Parang, program studi ilmu hukum UI (1997) berjudul “Peran Aktif Petugas Lapas Dalam Membina Narapidana” tempat penelitian Lapas Kelas IIA Palu, memfokuskan pembahasan prosedur dan proses pelaksanaan pembinaan narapidana baik dari segi pembinaan agama, pembinaan kepribadian sampai pembinaan pekerjaan dan hasil yang dicapai oleh para napi melalui pembinaan itu. Tesis Sunarto, kajian ilmu hukum UI (1996), “Peranan Pembinaan Terhadap Narapidana di Lapas Tanjung Gusta Medan”, yang mengkaji peranan pembinaan dalam segala aspeknya terhadap perubahan dan perbaikan diri napi. Tesis dari Dewi Husnul Khotimah dari fakultas psikologi masih dari ITB, dengan judul “Hubungan Frekuensi Pelaksanaan Shalat Tahajud Dengan Pengendalian Emosi”. Penelitian ini bertujuan mencari hubungan frekuensi pelaksanaan shalat tahajud dengan pengendalian emosi. Sementara persamaan tesis ini dengan tesis lainnya adalah variabel independennya yaitu bimbingan agama di Lapas walaupun dalam scope pembahasan yang berbeda. Kesamaan lainnya adalah dari segi tujuan, bahwa tesis ini dan tesis lainnya bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dan peranan bimbingan yang telah diberikan dalam membantu napi untuk menjadi pribadi yang sehat mental, dan lebih baik sekeluarnya dari penjara.

Untuk pencapaian tujuan telah dilaksanakan pengumpulan data melalui kuesioner dari responden narapidana yang terpilih sebagai sampel sebanyak 121 orang yang dipilih dengan tehnik stratified sample, 40% dari keseluruhan populasi sejumlah 303 orang. Sebagai data pendukung juga diajukan wawancara kepada Kepala BINAPI dan Kepala BIMASWAT serta 15 orang napi dari kategori kematangan emosi rendah, sedang dan tinggi.

Sebagai hasil dari penelitian ini adalah:
1. Terdapat signifikansi pengaruh bimbingan agama terhadap kematangan emosi narapidana wanita di Lapas Wanita ini sebesar 84.9%.

2. Terdapat variasi pengaruh setiap aspek bimbingan agama terhadap kematangan emosi narapidana, ditunjukkan dengan adanya t hitung yang berbeda pada setiap aspek. Bimbingan sikap dan kepribadian yang sesuai dengan ajaran agama adalah aspek yang berpengaruh tertinggi. Bimbingan ibadah shalat fardhu adalah aspek kedua yang berpengaruh. Bimbingan ibadah shalat sunnah merupakan aspek ketiga mempengaruhi kematangan emosi. Bimbingan ibadah membaca al Qur’an merupakan aspek keempat yang mempengaruhi, bimbingan ibadah puasa adalah aspek kelima yang berpengaruh dan bimbingan kesenian yang bersifat agamis merupakan aspek terkecil yang mempengaruhi.

3. Terdapat perbedaan pemahaman dan pelaksanaan bimbingan agama antar lima kelompok responden, pada kelompok pertama mayoritas napi berada pada kategori sedang, pada kelompok kedua juga kategori sedang, di kelompok tiga mayoritas kategori tinggi, di kelompok empat mayoritas berada di kategori sedang dan kelompok terakhir mayoritas kategori tinggi.

4. Terdapat perbedaan kematangan emosi antar lima kelompok responden, pada kelompok pertama mayoritas napi berada pada kategori kematangan emosi sedang, pada kelompok kedua mayoritas kategori tinggi, di kelompok tiga mayoritas kategori tinggi, di kelompok keempat dan kelima mayoritas sedang. Masa tahanan yang cukup lama bisa membuat napi untuk menenangkan emosi dengan diberikan bimbingan agama namun bisa juga sebaliknya.

Dari penelitian ini terlihat bahwa Lapas wanita Tangerang telah menerapkan pengajaran dan bimbingan agama dengan baik sesuai yang diwajibkan dan ditugaskan pada setiap lapas.

Tidak ada komentar:

Rabu, Januari 14, 2009

ABSTRAKSI TESIS

Abstraksi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan bimbingan agama di Lapas Kelas IIA Wanita Tangerang, dan signifikansi pengaruhnya terhadap kematangan emosi narapidana, selanjutnya ingin mengetahui besar pengaruh yang diberikan. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemahaman dan pelaksanaan bimbingan agama yang diberikan dan perbedaan kematangan emosi antar kelompok narapidana yang terpilih sebagai responden.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya; pada tesis Hannibal, fakultas Psikologi UI (2007) berjudul “Rancangan Program Dzikir untuk meningkatkan penerimaan diri narapidana pada Lapas Kelas IIA Pemuda Cipinang”, fokus utama yang dilihat pada napi adalah penerimaan dirinya, sementara variabel independennya bukanlah bimbingan agama dari Lapas melainkan metode dzikir Tariqah Naqsyabandiyah yang memang khusus dirancang untuk dipaktekkan oleh para napi. Pada tesis Sahat F. Aritonang, kajian ilmu strategik ketahanan nasional UI (2003) berjudul “Sistem Pemasyarakatan dan Pola Pembinaan Mental Narapidana Kriminal Dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pemuda Cipinang”, objek yang dikaji pada napi adalah kondisi mentalnya dan variabel yang mempengaruhi adalah program pembinaan napi dari segala aspek.

Tesis Patta Parang, program studi ilmu hukum UI (1997) berjudul “Peran Aktif Petugas Lapas Dalam Membina Narapidana” tempat penelitian Lapas Kelas IIA Palu, memfokuskan pembahasan prosedur dan proses pelaksanaan pembinaan narapidana baik dari segi pembinaan agama, pembinaan kepribadian sampai pembinaan pekerjaan dan hasil yang dicapai oleh para napi melalui pembinaan itu. Tesis Sunarto, kajian ilmu hukum UI (1996), “Peranan Pembinaan Terhadap Narapidana di Lapas Tanjung Gusta Medan”, yang mengkaji peranan pembinaan dalam segala aspeknya terhadap perubahan dan perbaikan diri napi. Tesis dari Dewi Husnul Khotimah dari fakultas psikologi masih dari ITB, dengan judul “Hubungan Frekuensi Pelaksanaan Shalat Tahajud Dengan Pengendalian Emosi”. Penelitian ini bertujuan mencari hubungan frekuensi pelaksanaan shalat tahajud dengan pengendalian emosi. Sementara persamaan tesis ini dengan tesis lainnya adalah variabel independennya yaitu bimbingan agama di Lapas walaupun dalam scope pembahasan yang berbeda. Kesamaan lainnya adalah dari segi tujuan, bahwa tesis ini dan tesis lainnya bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dan peranan bimbingan yang telah diberikan dalam membantu napi untuk menjadi pribadi yang sehat mental, dan lebih baik sekeluarnya dari penjara.

Untuk pencapaian tujuan telah dilaksanakan pengumpulan data melalui kuesioner dari responden narapidana yang terpilih sebagai sampel sebanyak 121 orang yang dipilih dengan tehnik stratified sample, 40% dari keseluruhan populasi sejumlah 303 orang. Sebagai data pendukung juga diajukan wawancara kepada Kepala BINAPI dan Kepala BIMASWAT serta 15 orang napi dari kategori kematangan emosi rendah, sedang dan tinggi.

Sebagai hasil dari penelitian ini adalah:
1. Terdapat signifikansi pengaruh bimbingan agama terhadap kematangan emosi narapidana wanita di Lapas Wanita ini sebesar 84.9%.

2. Terdapat variasi pengaruh setiap aspek bimbingan agama terhadap kematangan emosi narapidana, ditunjukkan dengan adanya t hitung yang berbeda pada setiap aspek. Bimbingan sikap dan kepribadian yang sesuai dengan ajaran agama adalah aspek yang berpengaruh tertinggi. Bimbingan ibadah shalat fardhu adalah aspek kedua yang berpengaruh. Bimbingan ibadah shalat sunnah merupakan aspek ketiga mempengaruhi kematangan emosi. Bimbingan ibadah membaca al Qur’an merupakan aspek keempat yang mempengaruhi, bimbingan ibadah puasa adalah aspek kelima yang berpengaruh dan bimbingan kesenian yang bersifat agamis merupakan aspek terkecil yang mempengaruhi.

3. Terdapat perbedaan pemahaman dan pelaksanaan bimbingan agama antar lima kelompok responden, pada kelompok pertama mayoritas napi berada pada kategori sedang, pada kelompok kedua juga kategori sedang, di kelompok tiga mayoritas kategori tinggi, di kelompok empat mayoritas berada di kategori sedang dan kelompok terakhir mayoritas kategori tinggi.

4. Terdapat perbedaan kematangan emosi antar lima kelompok responden, pada kelompok pertama mayoritas napi berada pada kategori kematangan emosi sedang, pada kelompok kedua mayoritas kategori tinggi, di kelompok tiga mayoritas kategori tinggi, di kelompok keempat dan kelima mayoritas sedang. Masa tahanan yang cukup lama bisa membuat napi untuk menenangkan emosi dengan diberikan bimbingan agama namun bisa juga sebaliknya.

Dari penelitian ini terlihat bahwa Lapas wanita Tangerang telah menerapkan pengajaran dan bimbingan agama dengan baik sesuai yang diwajibkan dan ditugaskan pada setiap lapas.

0 komentar:

 

miss_dzaa_here Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by faris vio Templates Image by vio's Notez